Kamis, 29 Februari 2024

KARYA JURNALISTIK JUARA 1 FLS2N TINGKAT NASIONAL 2023

BUKAN ANDRA AND THE BACKBONE

Foto Andra Akbar Ardziansyah peserta FLS2N bidang Fotografi


Ya, ini bukan cerita tentang Andra and the Backbone, juga bukan tentang dunia tarik suara. Bahkan jika Andra yang ini diminta memilih antara sumbang suara atau sumbang tenaga, maka dengan cepat ia akan lebih memilih untuk sumbang tenaga.

Cerita ini tentang Andra dan cedera angkle bone-nya. Nama lengkapnya Andra Akbar Ardziansyah. Pemuda yang akrab disapa Andra ini mungkin tak pernah menyangka, ia akan menjadi satu dari 25 finalis lomba Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Nasional bidang fotografi tahun ini.

Buah cinta Bapak Agus Ermanto dan Ibu Liah Haryanti ini lahir di Boyolali Jawa Tengah pada 11 Januari 2007. Ayahnya adalah seorang guru di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Jawa Tengah, sedang ibunya menggeluti bisnis Make Up Artist.

Setiap hari ibu Andra berangkat kerja sejak pukul 02.00 WIB dini hari, sedangkan sang Ayah berangkat dari pagi dan pulang menjelang petang dari sekolah. Kerap sendiri di rumah, membuat Andra terkadang merasa kesepian.

 Tapi alih-alih mengisi kesepian dengan hal tak bermanfaat, siswa kelas sebelas SMAN 1 Banyudono ini justru mengusir sepinya dengan hal positif seperti berolahraga, mengikuti berbagai kegiatan di sekolah dan juga menggeluti hobi barunya yakni fotografi.

Andra tergolong anak yang cukup tertutup. ia tak banyak memiliki teman saat di sekolah. Ia enggan bicara jika bukan hal yang penting.

"Yo nggae opo ngobrol tapi ora penting" Pungkasnya dengan logat Jawa khas Boyolali.

Meski begitu Andra adalah anak yang gigih dan pantang menyerah. Hal itu terbukti saat tahun lalu insiden menimpanya dalam pertandingan basket antar sekolah.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pertandingan tersebut menyebabkan angkle fractures atau cedera pada angkle-nya sehingga ia harus dirawat dan tidak bisab eraktivitas seperti biasa selama sepekan.

"Saat itu saya ingin mencegah bola yang dilempar oleh tim lawan agar tidak masuk ring, tapi saya tertabrak oleh tim lawan yang membuat saya jatuh dan kaki salah tumpuan. Hal itu mengakibatkan cidera pada angkle kaki saya sampai sobek, dan saya tidak bisa melanjutkan pertandingan, tapi untungnya kejuaraan itu dimenangkan oleh sekolah saya". Paparnya mengingat lagi kejadian setahun yang lalu.

Belum sampai di situ, dampak cedera yang dia alami juga membuatnya harus mengikhlaskan kesempatan menjadi tim Pasukan Pengibar Bendera di tingkat Kabupaten yang merupakan salah satu mimpinya sejak dulu, dan harus puas hanya menjadi pengibar di tingkat Kecamatan.

Tak ingin pasrah begitu saja, Andra sempat menemui tim seleksi Paskibra Kabupaten dan memohon waktu tambahan satu minggu selama pemulihan. Namun panitia tak punya banyak waktu untuk menunggu, jadwal telah ditentukan dan mereka hanya mengikuti peraturan yang telah dibuat.

"Aku sempat minta tambahan waktu sampai aku sembuh, karena aku ingin sekali menjadi pengibar di Kabupaten atau bahkan lebih lagi”. Ungkapnya.

"Menawa awakmu durung iso meraihe artine iku durung rezekimu"

Kalau kamu belum berhasil meraihnya, itu berarti belum rezekimu. Ucap Andra mengulang pesan yang disampaikan Ayahnya.

Ya, bagi Andra sang Ayahnya adalah inspirasinya. Sosok yang sangat simple, nggak neko-neko kalau istilah Jawa.

"Mengko nek wes gede ojo dadi koyo bapak, kudu luwih seko bapak” begitu pesan Ayahnya.

Setelah badai cedera yang menimpanya, pelangipun perlahan muncul. Tawaran mengikuti lomba jurnalistik bidang fotografi datang dari seorang guru di sekolahnya.

Pak Wahid namanya. Guru tersebut melihat potensi pada diri Andra yang hobi fotografi.

“ini ada lomba FLS2N cabang fotografi, kamu berminat untuk ikut nggak?” tanya Pak

Wahid. Tak berpikir lama Andra lalu mengiyakan tawaran tersebut. Ia tak ingin menyianyiakan kesempatan untuk kali ini.

Dengan tekun ia terus belajar tentang teknik fotografi. Tak tanggung-tanggung dia sampai rela membongkar tabungannya untuk menyewa kamera agar lebih menguasai teknik fotografi.

Tema yang dipilihnya adalah potensi alam Indonesia. Untuk itu demi mendapatkan objek yang sesuai, Andra harus berjalan kaki sejauh 10 kilo meter menuju lokasi perkebunan kopi yang letaknya di atas perbukitan.

Hasil memang tak mengkhianati usaha. Kegigihan Andra berbuah manis. Pak Wahid mengabarkan bahwa karya Andra lolos sebagai finalis fotografi di tingkat Nasional.

Dengan sumringah ia sampaikan kabar gembira itu pada orangtuanya. Bangga, jelas terpancar di wajah Ayah dan Ibu Andra. Kini Andra harus membuktikan sekali lagi bahwa ia mampu bersaing dengan finalis lainnya dari berbagai daerah di Indonesia dan keluar menjadi juara. Semoga.


*Tulisan ini merupakan karya Tasya Susana Bela, siswi kelas XI dari SMAN 1 Abung Tengah, Lampung Utara, yang meraih juara 1 (medali emas) bidang Jurnalistik pada FLS2N 2023


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA JURNALISTIK JUARA 1 FLS2N TINGKAT NASIONAL 2023

BUKAN ANDRA AND THE BACKBONE Foto Andra Akbar Ardziansyah peserta FLS2N bidang Fotografi Ya, ini bukan cerita tentang Andra and the Backbone...